Tuesday, September 15, 2009

MAHMOUD AHMADINEJAD SANG SINGA PERSIA

Posted By: karkun1976 - September 15, 2009

Share

& Comment

          


Dewasa ini dalam percaturan politik internasional siapa yang tidak mengenal sosok Ahmadinejad. Seorang Presiden dari negara yang kaya minyak Republik Islam Iran yang dulu lebih dikenal dengan sebutan Persia sangat fenomenal dan patriotik. Jangan dilihat fisiknya yang relative kecil, tapi lihatlah tindakan, kebijakan dan pemikirannya. Bisa dikata dia adalah salah satu “generasi emas” dalam politik global beberapa tahun belakangan ini. Ia dapat disejajarkan dengan Evo Morales (Presiden Bolivia), Hugo Chaves (Presiden Venezuela) atau bahkan Fidel Castro tokoh revolusioner dan pemimpin Kuba. Sikapnya yang sederhana, humanis dan tegas dalam menentang dominasi asing dalam hal ini Amerika Serikat dan sekutunya menjadikan sosok yang satu ini disegani, dikagumi dan diperhitungkan dalam perpolitikan internasional. 

 Riwayat Hidup Ahmadinejad. 

         Dr. Mahmoud Ahmadinejad lahir di perkampungan Aradan dekat Garmsar pada tanggal 28 Oktober 1956, anak keempat dari tujuh bersaudara dari orang tua pandai besi. Keluarganya pindah ke Teheran ibukota Iran ketika ia berusia satu tahun. Setelah dewasa ia kuliah di IUST (Iran University of Science and Technology) di bidang Teknik Sipil lulus tahun 1976. Kemudian pada tahun 1984 dia melanjutkan S 2 bidang Teknik Sipil di universitas yang sama, mengikuti program Islamic Revolutionary Guards Corps dan memperoleh gelar Ph. D pada tahun 1987 dan kemudian menjadi profesor. Ia bekerja di almamaternya sebagai salah satu pengajar dan ilmuwan di bidang Teknik Sipil. Ia menikah dan dikaruniai dua anak laki-laki dan seorang perempuan. Awal Karir Politiknya Pada saat Iran berkonfrontasi dengan Irak dekade 1980-an Ahmadinejad masuk korps Islamic Revolutionary Guards, ia pernah terlibat dalam operasi rahasia di Kirkuk-Irak dan menjadi Kepala Teknik keenam dari Garda Revolusioner Iran. Setelah perang usai ia pernah menduduki beberapa jabatan strategis seperti Wakil Gubernur, Gubernur dan Penasihat Menteri Budaya dan Bimbingan Islam. Awalnya figur yang satu ini kurang dikenal dalam perpolitikan Iran apalagi politik internasional sebelum terpilih sebagai Walikota Teheran pada 3 mei 2003. Ia dikenal sebagai tokoh yang berpandangan konservatif. Pada saat menjabat sebagai walikota ia melakukan beberapa perubahan yang belum pernah dilakukan oleh walikota sebelumnya. Beberapa perubahan itu diantaranya: memisahkan lift antara laki-laki dengan perempuan di kantor walikota, melakukan penegakan agama dengan serius diberbagai aktivitas pusat budaya yang pernah didirikan oleh walikota sebelumnya, dan memberikan sup gratis bagi rakyat miskin. Selain sebagai walikota Ahmadinejad menjadi pimpinan sebuah surat kabar yang bernama Hamshahri. Di instansi yang ia pimpin ini seringkali berbeda pandangan dengan editor ataupun jurnalis yang berujung pada pemecatan. Salah satunya seperti yang dialami oleh seorang jurnalis Nafiseh Kouhnavard yang dituduh sebagai mata-mata garis keras Turki dan Azerbaijan. Ia juga pernah dikucilkan oleh Presiden Muhammad Khatami dari pertemuan Badan Menteri (sebuah hak yang biasanya diberikan pada Walikota Teheran) karena mengkritik Khatami didepan publik berkaitan dengan pengabaian masalah-masalah sehari-hari public. Ia mengundurkan diri sebagai walikota pada 28 Juni 2005 kareana ikut berkompetisi dalam pemilihan presiden. Menuju Kursi Kepresidenan Dalam pencalonan dirinya sebagai presiden Iran, Ahmadinejad membidik basis masanya dari kaum konservatif keagamaan dan kelas ekonomi bawah. Hal ini tidak terlepas dari latar belakangnya berhaluan konservatif dan kehidupannya yang sangat sederhana serta berasal dari orang kebanyakan. Motto kampanyenya visioner dan revolusioner. Diantaranya: semua mungkin dan kita bisa melakukannya, menciptakan pemerintahan yang teladan bagi rakyat di dunia, meletakkan pendapatan minyak demi rakyat, menentang hak veto yang dimiliki lima anggota tetap PBB dan tak kalah pentingnya yang sampai saat ini menjadi kontoversi melanjutkan program nuklir Iran. 

      Pada 3 Agustus 2005 Ahmadinejad menjadi Presiden Iran setelah pada pemilu putaran kedua mengalahkan mantan Presiden Rafsanjani dari kubu reformis. Pemilu yang berhasil mengantarkan Ahmadinejad sebagai presiden Iran dinilai oleh kaum reformis penuh kecurangan. Mereka menuduh Angkatan Bersenjata turut serta menggelembungkan perolehan suaranya. Hal yang sama juga dilontarkan oleh AS melalui Menteri Luar Negerinya yang mengkritik system demokrasi di Iran dimana pemimpin-pemimpin agamalah yang memilih siapa-siapa yang boleh mencalonkan diri sebagai presiden. Tapi semua ini tidak mengurungkan Ahmadinejad dilantik sebagai Presiden. Ia menerima persetujuan dari Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei (pengganti Pemimpin Tertinggi Iran sepeninggalan Ayatollah Ali Khomeini). Pada saat upacara pelantikan ia mencium tangan Ayatollah Ali Khamenei sebagai bentuk loyalitasnya pada pemimpin tertinggi. Ini menjadi berita yang cukup menggemparkan karena dia adalah presiden Iran kedua yang mencium tangan Pemimpin Tetinggi setelah Ali Rajai mencium tangan Ayatollah Ali Khomeini. Sosok Ahmadinejad merupakan sosok yang dikagumi sekaligus menjadi kontroversi (dipuja dan dicerca) karena beberapa komentar-kebijakannya yang berseberangan dan bisa dikata terlalu berani menentang negara adikuasa dan sekutunya terutama tentang pengembangan nuklir, tuduhan kecurangan dalam pemilu, fitnah dari AS bahwa dia terlibat dalam aksi terorisme dan sikapnya yang anti Israel. Beberapa kebijakan dalam negerinya: • Memblokir segala sesuatu yang tidak senonoh dan musik barat dari radio dan televisi Iran. Kebijakan ini memicu reaksi dari masyarakat terutama para seniman. • Memberikan bantuan dana bagi para pemuda yang disebut “Dana Belas Kasih Reza” sebuah nama yang diambil dari salah satu imam Syiah Ali al-Rida. Tujuannya untuk membantu anak muda mendapat pekerjaan, nikah dan membeli rumah. • Menghapus peraturan yang melarang wanita melihat pertandingan olah raga di stadion. Wanita diberi tempat/fasilitas tersendiri di stadion. • Melanjutkan program nuklir untuk kepentingan sipil (damai) bukan untuk senjata nuklir seperti yang dikhawatirkan dan dituduhkan negara-negara barat. Sikap dan kebijakan luar negeri Iran dibawah kepemimpinan Ahmadinejad hampir selalu berseberangan dengan AS dan sekutunya. Terutama tentang demokrasi, nuklir dan sikapnya yang selalu antagonis dengan Israel yang merupakan sekutu abadi dan anak emas AS. Sikap Ahmadinejad yang selalu antagonis terhadap Israel sedikit banyak memperkeruh hubungannya dengan negara-negara barat. Komentar-komentarnya yang pedas membuat telinga pejabat Israel, AS dan sekutunya tak terkecuali pemimpin-pemimpin Arab panas dan geram. Karena dianggap bisa mengganggu stabilitas politik, ekonomi dan keamanan di Timur Tengah. Diantara komentarnya: Israel akan musnah, Israel sebagai noda yang memalukan akan dihapus dari peta dunia, Iran berharap Ariel Sharon (Presiden Israel) meninggal, tragedi Holocoust (pembantaian sistematis umat Yahudi di Jerman pada masa Hitler saat PD II, yang konon mencapai 6 juta jiwa) hanya mitos dan dia mempertanyakan kalau memang tragedy itu benar, kenapa negara Israel tidak didirikan di Eropa saja karena merekalah yang berbuat? kenapa harus di jantung Islam (Palestina)?mereka berdalih bahwa Palestina sebagai “tanah yang dijanjikan” atau ada maksud lain menempatkan Israel sebagai satelit dunia Islam?pertanyaan seperti itu sampai sekarang belum terjawab. Pasca runtuhnya kepemimpinan Sadam Husein di Irak, Iran merupakan musuh terbesar (tanpa mengecilkan Suriah dan Libanon) dan saingan Israel untuk menanamkan hegemoninya dikawasan Timur Tengah. AS dan sekutunya berusaha sekuat tenaga mengucilka, mengembargo ekonomi Iran dan bahkan Israel pernah Sowan (minta ijin) AS untuk menyerang Iran. Mantan Presiden Bush mengatakan bahwa Iran, Irak dan Korea Utara sebagai ”Poros Setan” karena dianggap sebagai pembangkang dan sponsor terorisme. Apakah Israel bukan teroris? yang nyata-nyata dan semua tau tiap hari membunuh rakyat Palestina serta menyerobot tanah airnya. Itulah Amerika jika orang, organisasi dan negara yang berseberangan dengan kebijakannya serta tidak mau didekte sebagai dicap sebagai “teroris” Masalah nuklir Iran merupakan masalah yang sangat krusial meskipun dengan jelas Iran mengatakan untuk kepentingan sipil (damai) misalnya sebagai pembangkit listrik bukan untuk senjata nuklir. Ahmadinejad mengatakan bahwa “ Sebuah bangsa yang mempunyai budaya, logika, dan peradaban tidak butuh senjata nuklir. Negara-negara yang mencari senjata nuklir adalah mereka yang ingin memecahkan masalah dengan menggunakan kekuatan. Bangsa kita tidak butuh senjata seperti itu”. Ahmadinejad akan tetap melanjutkan progam nuklir. Ia berkata “Emas kita diambil dan kita hanya dikasi permen, apakah kita anak kecil yang akan diam saja” ia mengibaratkan teknologi sebagai emas yang semua bangsa berhak untuk memilikinya. AS dan sekutunya mengancam akan memberikan sanksi pada Negara Teluk itu jika tidak menghentikan aktivitas pengayaan uranium dan program nuklirnya. Tapi hal ini ditolak dengan tegas Ahmadinejad dan sikap yang sama terhadap IAEA suatu badan pengawas atom internasional. AS berasumsi jika hal ini dibiarkan Iran berpotensi membuat senjata nuklir yang akan mengancam kepentingannya di Timur Tengah terutama Israel, mengganggu stabilitas dikawasan itu dan mengancam ketertiban-keamanan dunia. Alasan klasik yang hanya mengada ada, sebagaimana yang dituduhkan terhadap Irak pra-invasi. Sikap Iran yang sangat tertutup dan menolak pemberian insentif teknologi dari negara barat asalkan menghentikan program nuklirnya menambah kecurigaan barat. 

        Kebijakan AS yang kontradiktif tentang masalah nuklir sangat dikritik Iran. Disatu sisi Iran tidak boleh mengembangkan nuklir, tapi disi yang lain negara seperti India, Pakistan difasilitasi untuk mengembangkan nuklir. Padahal kedua negara tersebut dengan terang terangan melakukan uji coba dan perlombaan senjata nuklir toh dibiarkan saja maksimal dilakukan diplomasi yang terkesan hanya formalitas belaka. Nyatanya India dan Pakistan tetap mengulanginya lagi. Sikap kokoh Ahmadinejad yang didukung oleh rakyat Iran membuat negara Republic Islam ini mempunyai harga diri dan nilai tawar yang lebih di dunia internasional. Tak mengherankan jika pada tahun 2009 ia terpilih untuk kedua kalinya mengalahkan saingan terdekatnya Mir Husain Mousafi meskipun diwarnai dengan serangkaian protes yang berujung pada kurang lebih 60-an orang tewas. 

      Mengenai demonstrasi yang berujung tejadi kerusuhan di Teheran, Ahmadinejad berpendapat bahwa asing terlibat dan memperkeruh suasanya di Iran. Tapi hal itu semua tidak menggoyahkan Ahmadinejad untuk naik tahta sebagai Presiden untuk kedua kalinya. Ini membuktikan bahwa ia masih disukai dan ada trust (kepercayaan) dari rakyat Iran terhadap dirinya. Akhirnya semoga tulisan ini bisa menjadi inspirasi dan wawasan mengenai seorang presiden yang sangat sederhana namun tegas dan berani. Kesederhanaanya dapat dilihat dari ia berpakaian, mengahapuskan tradisi menggelar karpet merah ketika berkunjung di suatu daerah di Iran, kebiasaan makan roti buatan istrinya sendiri dan penampilannya yang Low Profile. Akankan Indonesia mempunyai sosok pemimpin seperti Ahmadinejad?  (oleh Nurudin Fajar, Guru Sejarah, SM Batang)


Wallohu a’lam.

...baca renungan BISIS Edisi 20

About karkun1976

Organic Theme. We published High quality Blogger Templates with Awesome Design for blogspot lovers.The very first Blogger Templates Company where you will find Responsive Design Templates.

0 comments:

Copyright © Bunga Impian Semusim

Designed by Templatezy